Home »
» Potensi besar dari bisnis asongan
Potensi besar dari bisnis asongan
Written By Idekita on Kamis, 21 Juli 2016 | 6:20:00 AM
Pada saat naik bus "Kawan Kita" ketika perjalanan menuju terminal Kediri, saya sempat berbincang-bincang dengan salah seorang pedagang asongan makanan yang sedang berdiri di pintu belakang bus tersebut.
S : "Lebaran gini ramai, Pak, jualannya?"
P : "Alhamdullilah lumayan ramai, mas, tapi ya cuma momen lebaran gini ..."
S : "ini sudah mau pulang atau baru jualan?"
P : "sudah mau pulang sekalian balikin ke bossnya, sy kan cuma sistem setoran"
S : "dimana Pak alamat bossnya?"
P : "situ di daerah banaran"
S : "mulai jam berapa jualannya?
P : "biasanya mulai jam 8 sampai jam 3 sore"
S : "hari ini sudah dapat berapa duit hasil jualan bersihnya?"
P : "ya hampir 100-an.. tapi ya cuma pas musim lebaran saja mas"
S : "biasanya?"
P : "paling-paling antara 40 ribu sampai 50 ribu"
S : "ada berapa banyak pak asongan yang jualan seperti bapak ini?"
P : "ya buanyak mas, ada ratusan pedagangnya"
S : "{dalam hati, ooo.. banyak juga ya}.. kalo pas kondisi sepi, minimal dapat berapa duit ya bisa dibawa pulang ke rumah?"
P : "ya itu tadi kisaran 40-an ribu"
S : "lumayan juga ya pak (meskipun kalo dibandingkan dengan pekerjaan sbg kuli bangunan, masih belum sebarapa, kuli bangunan sehari bisa dibayar 60 ribu.)"
Tak lama kemudian, tiba di perempatan terminal lama Kediri, si bapak pedangan asongan tadi pun turun dari bus yang saya tumpangi.
Dari perbincangan tersebut saya mulai otak-atik angka...
Jika setiap pedangan asongan sehari bisa bawa pulang keuntungan bersih sekitar Rp 40 ribu saja, katakanlah ada sebanyak 100 orang pedagang asongan yang jualan setiap hari, maka setiap sehari total penghasilan bersih yang mereka hasilkan Rp 4.000.000. Anggaplah setiap pedagang mengambil margin keuntungan rata-rata sekitar 20%, maka berarti Harga Pokoknya kisaran 80%nya, maka bisa dianalisa bahwa modal barang dagangan yang dibawa setiap pedangan asongan kurang lebih hanya senilai Rp 200 ribu atau banter-bantere hingga Rp 250 ribu saja anggaplah masih ada barang yang tersisa yang tidak laku terjual. (40.000 / 20% = Rp 200 ribu).
Artinya sebenarnya potensi dari para pedagang asongan itu .. sangat luar biasa, hanya dengan bermodalkan dana tak lebih dari Rp 250 ribu saja setiap orang, maka dalam sehari sudah bisa meberikan nilai tambah minimal Rp 40 ribu setiap hari. Coba kalo mereka jualannya 20 hari dalam sebulan, maka modal awal Rp 250 ribu, akan menghasilkan paling sedikit sebesar 800 ribu untuk setiap pedangan asongan. Sungguh, angka yang cukup fantastis muliplier effect dari bisnis asongan.
Kalo melihat dari sisi bos pemodalnya, dengan modal usaha kisaran Rp 25.000.000, asumsi setiap pedangan membawa barang dagangan senilai Rp 250.000, dikalikan jumlah pedangan sekitar 100 orang, maka sudah bisa dipergunakan untuk menghidupi banyak orang dan keluarganya.
Dari analisa di atas, saya berpikiran, seandainya kita para alumni, urunan ngumpulin dana mungkin sekitar Rp 25.000.000 hingga Rp 30.000.000 saja, lalu kita pergunakan untuk memodali pedangan-pedangan kecil, tidak harus asongan sperti pada gambar di atas, bisa mereka yang jualan tanpa kios dan gerobak seperti yang ada di pasar-pasar tradisional, seperti yang jualan nasi bungkus, bothokan, lopis, cenil, tiwul, gatot, tape, bakul sayur-sayuran yang lesehan di tanah, bakul kerupuk, bakul telur, bakul pisang, bakul kelopo, bakul godong gedang, bakul puyuh, bakul rempah-rempah, bakul sayur ideran (ethek) yang kira-kira dengan memodali 250 ribu hingga 300 ribu mereka masih bisa bekerja. Dalam pemikiran saya .. dengan dana sebesar 30 juta .. mungkin sudah bisa dipergunakan untuk memberi manfaat berupa lapangan pekerjaan untuk sekitar 100-an orang, tentunya harus selektif dalam memilih orang untuk menjalankan usaha tersebut. Diprioritaskan mereka yang punya semangat tinggi untuk berjualan, atau yang sudah terbiasa berjualan, kita modali atau tambah modalnya agar dagangannya semakin 'pepek' atau banyak, sehingga memuingkin yang berangkutan mendapatkan hasil yang lebih besar dari sebelumnya.
Kalo hanya ngumpulin dana kisaran 30 juta untuk sekitar separo dari jumlah alumni kita, saya rasa tidak terlalu sulit. Namun dengan dana tersebut, kita bisa memberikan nilai manfaat kepada banyak orang sepanjgan mereka bisa menjalankannya terus menerus... sepanjang dana tersebut terus berputar. Bisa jadi dana tersebut tidak akan berkurang, malah terus bertambah.. Kalaupun hanya terkumpul separonya atau Rp 15 juta saja. pun juga sudah bisa memberi manfaat kepada 50-an orang, sampai dengan para pedagang kecil itu, sudah bisa mandiri memodali sendiri dari hasil menyisihkan sebagian hasil usahanya setiap hari.
#gagasan model pemberdayaan ekonomi kecil
Posting Komentar